Friday, September 18, 2009

JET - "Shaka Rock"



Masih Berusaha...

Tracklist:

01. K.I.A. (Killed In Action)
02. Beat On Repeat
03. She’s A Genius
04. Black Hearts (On Fire)
05. Seventeen
06. La Di Da
07. Goodbye Hollywood
08. Walk
09. Times Like This
10. Let Me Out
11. Start the Show
12. She Holds a Grudge

SHAKA ROCK adalah album ketiga dari band asal Australia, JET. Materi-materi album ini sebenarnya sudah mulai di bahas pada tahun 2008, tapi dikarenakan banyaknya tur, proses album ini sempta terhambat. Album ini direkam di NY tepatnya di Atlantic Sound Studios.

Terus terang, saya hanya merasakan sedikit perubahan pada album ketiga ini. Kedengarannya mereka tidak berani keluar dari jalur Rock N Roll tetapi ketika saya mendengarkan The Rolling Stones, Wolf Mother, atau pun band lokal The Sigit, mereka bisa bertindak seolah-olah diluar jalur. Sejak saya mendengarkan Jet dari album pertama yaitu Get Born, band ini mempunyai lirik yang bisa dibilang power ballad, rock n roll yang powerful tapi beragam karena disitu ada lagu Look What You’ve Done yang sempat merajai tangga-tanga lagu di chart billboard. Setelah itu, album kedua muncul tetapi tidak begitu booming, Shine On yang saya dengarkan malah sama sekali tidak ada perubahan.

Di album ketiga ini ada beberapa track yang bisa saya bilang mengalami perubahan. Single She’s A Genius memang sangat cocok untuk dijadikan single. Musiknya yang sangat menghentak di awali dengan petikkan bass yang tebal dengan drum agak mengarah ke post-punk era Joy Division. Track berikutnya adalah Black Hearts (on fire), track yang dengan beat yang menghentak agak ke new rave, mendengarkan intro awal dari pertengahan inilah yang bisa saya bilang perubahan pada Jet karena sudah berani memakai bunyi synthesizer walaupun tidak dominan dengan efek gitar klasik flanger. Pada track Beat On Repeat sepertinya mereka terinluence oleh The Clash. Irama tepuk tangan dengan bass yang serasa dimainkan dengan lompat-lompat dan gitar chorus yang hanya dibunyikan sekali-sekali tetapi vokal Nic sangat masuk dalam lagu ini. Sebuah lagu yang diramu dengan tepat. Saya pribadi sangat suka dengan track Walk. Intro yang diawali oleh piano dilanjutkan dengan distorsi dari bass tapi dengan beat yang tanggung tapi menghentak dan sangat rock n roll. Ditengah-tengah lagu, musik jadi melambat lalu masuk melodi dan kembali ke tempo awal. Sungguh track yang memukau kuping saya.

Jet seperti terlihat berusaha konsisten dengan musik yang diusungnya. Tetapi sikap ini seperti membuat mereka tidak berani keluar jalur. Tapi mereka berusaha mencobanya.

KASABIAN - "West Ryder Pauper Lunatic Asylum"

"Konsekuensi Sebuah Nama"

TRACK LIST:

1.Underdog
2.Where Did All The Love Go
3.Swarfiga
4.Fast Fuse
5.Take Aim
6.Thick As Thieves
7.West Ryder Silver Bullet
8.Vlad The Impaler
9.Ladies & Gentleman (Roll The Dice)
10.Secret Alphabets
11.Fire
12.Hapiness

Tom Meighan, Sergio Pizzomo, Chris Edwards, Ian Matthews yang tergabung dalam KASABIAN mengeluarkan album baru mereka yang berjudul West Ryder Pyper Lunatic Asylum, Pezzomo menjelaskan dia mendapat kata-kata untuk album tersebut setelah dia melihat tayangan dokumenter di TV. “Kata-kata tersebut terdengar lebih membangkitkan semangat!”, katanya. Sedangkan cover dari album tersebut terinspirasi dari album The Rolling Stones, Their Satanic Majestic Request.

Sebelumnya, lagu pada album ini yaitu Fast Fuse dan Thick As Thieves sudah ada pada album EP sebelumnya pada tahun 2007. Namun, tidak begitu dapat respons, mungkin karena hal pomosi yang kurang. Pada album ini, Kasabian menceritakan mereka sedang terpengaruhi oleh Pink Floyd era Syd Barrett. Memang, setelah saya mendengarkan keseluruhan album ini, sebagian besar vokal terdengar lebih ke syd. Sedangkan pada lagu lainnya terdengar lebih cenderung elektonik. Mungkin hal ini dipengaruhi juga oleh produser mereka, Dan The Automator yang pernah juga memproduseri Gorillaz pada album pertama.

Pada lagu Fire, terdengar lebih psikedelik tetapi ditengah-tengah lagu disambut nada-nada elektronika yang roc & upbeat. Irama psikedelik yang lain ada pada track Ladies and Gentleman, Roll The Dice. Pada lagu tersebut, Kasabian terdengar lebih dark dengan petikkan gitar yang simple dengan paduan suara dari backing vocal. Irama dance dengan synth yang konsekuen ada pada track Take Aim, mengingatkan kita dengan band Kaiser Chiefs. Mungkin karena diproduseri oleh Dan, unsur hip-hop juga tertuang disini. Sebuah musik yang kaya dan megah. Jika anda ingin mendengarkan kerumitan pada musik Kasabian ada pada track Fast Fuse. Track tersebut adalah perantara album kedua dengan ketiga. Jadi, masih terdengar rock yang rough pada track ini. Sekilas bisa terdengar backing vocal yang mengingatkan kita akan Beatles era album revolver.

Para kritikus musik berpendapat album ini bisa menjadi album of the year, dikarenakan musiknya yang kaya tetapi tetap konsisten dari Kasabian itu sendiri. We’ll see!!!

Thursday, September 17, 2009

ARCTIC MONKEYS - "HUMBUG"



"Konsep Pendewasaan"

  1. My Proppeler
  2. Crying Lightning
  3. Dangerous Animals
  4. Secret Door
  5. Potion Approaching
  6. Fire and The Thud
  7. Cornerstone
  8. Dance Little Liar
  9. Pretty Visitors
  10. The Jeweller’s Hand
  11. Red Right Hand
  12. I Haven’t Got My Strange
  13. Sketchead

Tahun 2006 lalu 4 orang remaja mengeluarkan beberapa hits yang bisa dibilang musik mereka adalah BritPunk. Kini, 4 orang tersebut masih ada dan mengeluarkan album berikutnya yaitu “Humbug”. 4 orang tersebut adalah Alex Turner (vokal + gitar), Jamie Cook (gitar), Nick (bass + backing vokal), Matt Helders (drum + backing vokal). Lagu-lagu pada album ini sebagian sudah pernah dibawakan pada tour-tour sebelumnya. Materi dibuat sekitar awal Januari 2008 dan rampung pada Januari 2009. Pada album ini Arctic lebih terinspirasi dari band dan musisi yang terkenal seperti Black Sabbath, The Doors, Jimmy Hendrix, dan Cream. Hasilnya adalah album yang lebih cadas dan terkonsep dari sebelumnya.

Pada single pertama Crying Lightning bass mengingatkan band-band era post-punk yang distorsi sedangkan gitar terdengar drive dan reverb dengan octave Hendrix di tengahnya tetapi tidak ada melodi yang terdengar rumit. Track awal dibuka dengan My Proppeler, track cadas terinspirasi sound Black Sabbath ditambah petikkan gitar dan bass yang mengingatkan Metallica dengan lagu Entersandman nya, tapi ritme british tidak hilang di lagu ini. Paduan backing vocal ditambah vokal khas Alex pada lagu I Havent Got My Strange terdengar lebih nikmat. Sebuah lagu yang sangat simpel. Yang mencuri telinga ada pada track Cornerstone dimana Alex memainkan cengkok Morrissey + Stereophonics. Lagu yang terdengar balada disajikan ala Arctic.

Pada album ini, entah kenapa Alex bernyanyi lebih berat dibandingkan album sebelumnya. Mungkin mereka menuju kedewasaan dan meninggalkan kelabilan dan kenakalan dalam jiwa mereka dan mulai untuk peka. Tapi, alangkah baiknya jika sudah dewasa tetapi peka. Karena kepekaan dibutuhkan oleh para seniman.

Wednesday, September 16, 2009

BITE


" Projek Lain yang Catchy..."

Jujur, pertama saya mendengar nama dan melihat cover dan foto-fotonya saya kira BITE adalah band yang bernuansa Yeah Yeah Yeah! atau Amazing In Bed, dan band-band lain yang mempunyai vokalis perempuan yang cadas. Mungkin hal ini saya simpulkan mengingat personelnya adalah Rebecca Theodora (pernah di Goodnight Electric, The Upstairs, Straight-Out), Didi (fall), Alex (fall), dan Haris (fall, Accidental Heroes). Setelah mendengarkan keseluruhan lagunya ternyata bertolak belakang dari apa yang ada di pemikiran. Band ini terdengar Indie-Pop ditambah unsur distorsi gitar yang catchy. Rebecca tidak terdengar berteriak-teriak, sungguh terdengar catchy, dan masuk ke dalam musiknya. Track yang dibuka dengan lagu berjudul "Menulis Lagu Cinta" yang pernah juga mengisi film MBA (married by accident). Rythm gitar yang ceria menghiasi lagu ini ditambah lirik yang saya suka adalah “Siang hari terik panas, John, Paul, Ringo & George terdengar…” sebuah lirik yang menarik. Lagu kedua adalah “Populer” yang menceritakan kehidupan urban yaitu populer. Pada lagu ini bass gitar terdengar lebih choppy sedangkan keseluruhan musik nya sangat sederhana tidak ada melodi-melodi yang ngejelimet. Akhirnya pada track “Hey Hey Hey”, band ini menyanyikan dengan lirik berbahasa Inggris. Pronounce yang bisa dibilang lumayan untuk seorang WNI yang menyanyikan lirik berbahasa Inggris. Mini album ini ditutup dengan lagu yang agak menyentil yaitu “Hanya Trend Semata” dimana menceritakan orang yang berusaha mengikuti trend tapi cuma sekedar trend demi gengsi dan tidak tahu apa artinya.

Overall musik dan lirik yang disuguhkan sangat catchy terutama pada lirik. Rebecca sangat mempunyai karakter tersendiri disini. Yang menjadi nilai minim adalah teknis mixing yang menurut saya vokal dan musik masih terpisah terdengar baru menyelesaikan proses balancing, tidak seperti band indie lainnya. Namun hal ini tertutup oleh kelebihan musik dan lirik yang catchy tersebut.


Wednesday, September 2, 2009

Julian Plenti - Skyscraper



"Bebas Lepas Seorang Vokalis"

Track List :

    1 - Only If You Run
    2 - Fun That We Have
    3 - Skyscraper
    4 - Games For Days
    5 - Madrid Song
    6 - No Chance Of Survival
    7 - Unwind
    8 - Girl On The Sporting News
    9 - On The Esplanade
    10 - Fly As You Might
    11 - H

Paul Banks mengeluarkan sebuah album solo yang berjudul Skycraper. Setelah mendengarkan kesuluruhan album ini, yang terbayang di dalam kepala saya adalah Interpol dengan album barunya dengan musik yang berbeda. Memang Paul menciptakan lagu-lagu barunya dengan ramuan musik yang "bebas lepas". Sangat susah menurut saya mempunyai vokal yang catchy lalu memulai debut album solo. Hal yang terjadi juga di Indonesia yaitu Achmad Albar dengan God Bless, Gong 2000, dan proyek solonya. Meskipun yang sedang di dengarkan adalah lagu solonya, orang-orang pasti bilang ini God Bless. Bagaimana Paul meramu proyek solonya?

Pada track pertama berjudul "Only If You Run". Nuansa dark Interpol sangat terasa ditambah suara bass yang mengingatkan kita akan petikkan Carlos Dengler, bassis Interpol. Vokal yang dibalut dengan reverb yang menvisualisasikan Paul bernyanyi dengan mata terpejam. Pada track kedua lumayan menginovasi sound sebelumnya. Nuansa dark dengan noise dan techno yang berjudul "Fun That We Have". Nuansa akustik manis disuguhkan di track ketiga yang berjudul "Skyscraper" dibantu suara dari strings dan piano. Vokal yang minim lirik dan bernuansa mistik. Track yang dijadikan single awal bernuansa The Killers yaitu "Game For Days" yang mempunyai intro yang menarik dan menghentak. Memang sangat pas untuk dijadikan sebuah single. Permainan synthesizer pada track "Unwind" sangat pas dibalut dengan bunyi terompet yang membuat suasana menjadi march, paduan musik dan lirik yang minimalis. Track ini mungkin yang membuat Paul adalah Julian, bukan Interpol.

Beberapa lagu di album ini ada yang diciptakan oleh Paul 10 tahun yang lalu dimana dia menggemari Hip-Hop, Grunge, dan Classic Rock. Dari pembelajaran tersebut dia mengeluarkan album ini dan hasilnya tidak mengecewakan bagi saya. Mudah-mudahan terjadi juga pada Rob Thomas dan Julian Casablanca.